Novel ini sarat dengan nilai agama dan adat minang, sekali lagi Buya Hamka ingin mengkritik bagaimana beberapa kebiasaan adat dinilai konservatif. Misalnya tentang larangan perempuan bersekolah tinggi, dan perkawinan yang ‘dipaksakan’, yang menentukan adalah keluarga, sedangkan calon perempuan hanya bisa menerima.
Di dalam buku ini, Buya Hamka menceritakan kisah perperangan antara sahabat selepas kewafatan Baginda SAW. Perperangan yang merugikan di mana darah menjadi taruhan. Bukan kerana perselisihan pada isu-isu ijtihad semata-mata, malah orang-orang yang mengelilingi para gabenur dan khalifah juga turut menjadi penyulut permusuhan. Sebelum adanya majlis tahkim, telah berlaku pertumpahan darah sesama u…
Agama diturunkan Allah SWT ke dunia dengan perantara nabi-nabi-Nya untuk menuntun kepada fitrah dan kemerdekaan jiwa manusia. Islam mengajarkan syahadat bahwa tiada Tuhan selain Allah dan nabi Muhammad adalah utusan-Nya. Bahwa hanya Allah SWT yang patut disembah dan diberikan penghormatan tertinggi. Begitu jelas tujuan dan maksud agama tetapi manusia tetap masih ada yang memperbudak dan diperbu…
Ramadhan adalah bulan penuh berkah, rahmat, dan ampunan Allah SWT. Di dalamnya banyak limpahan karunia dan nikmat yang diberikanNya kepada ummat Islam, antara lain puasa, shalat tarawih dan pengujungnya Hari raya Idul Fitri. Dalam karya bertemekan Ramadhan, Prof. Hamka menuntun umat agar dalam mengerjakan semua amal saleh selama bulan Ramadhan, kaum muslimin dapat menjalaninya dengan ikhlas, hi…
Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang lebih dikenal dengan nama HAMKA. Sosok ulama, sastrawan, juga politikus besar indonesia yang mendunia dan fenomenal. Figurnya yang sederhana dan amanah menghantarkannya menjadi pejabat tinggi dan Penasihat Departemen Agama dan beliaulah Ketua Majelis Ulama Indonesia yang pertama. Gelar doktor kehormatan diperolehnya dari Universitas al-Azhar dan Univers…